Pilu Membiru
Pilu Membiru, Imania Fathiyyah's Version.
(Song by: Kunto Aji)
"masih banyak yang belum sempat aku sampaikan padamu..."
Pagi ini ditemani oleh musim hujan yang sudah mulai datang, saya melajukan motor diiringi oleh suara dari sang bintang, Kunto Aji dengan lagu barunya, Pilu Membiru. Lagu yang menceritakan tentang mengikhlaskan seseorang ini membuat saya sedikit bergetar menahan dinginnya cuaca pagi ini, juga bergetar menahan air mata yang sudah seharusnya tumpah ke pipi. Perpaduan cuaca, nada dan lirik dari lagu tersebut adalah perpaduan yang sangat sempurna untuk memulai hari ini bagi saya.
Saya ingat beberapa waktu lalu, saya terpaksa harus mengikhlaskan satu orang yang bagi saya sangat penting. Saya harus mengikhlaskan dia pergi dari hidup saya meninggalkan banyak sekali kenangan yang tentunya tidak mudah untuk saya lupakan.
Saya bertemu dengan dia disaat saya merasa hidup saya sedang tidak baik-baik saja. Dia datang menemani saya di saat-saat keterpurukan saya. Dia hadir siap untuk menghibur saya di segala situasi. Dia siap membentangkan payung di setiap hujan deras yang saya lalui. Dia selalu siap menjadi ruangan sejuk di setiap terik matahari yang saya lalui. Dia menuntun saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menjadi pribadi yang dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Dia selalu ada sampai suatu ketika, disaat saya sudah sembuh, disaat hidup saya kembali baik-baik saja, dia harus pergi, dia harus meninggalkan saya dengan alasan yang sebenarnya kalau perempuan lain ditinggalkan dengan alasan semacam yang dia berikan, perempuan manapun tak akan pernah setuju. Tetapi saya selalu ingat, sebelum ia pergi meninggalkan saya, di keterpurukan saya yang lalu, ia selalu mengajarkan saya untuk selalu menjadi diri sendiri.
Ia selalu mengajarkan saya bahwa masalah harus diselesaikan oleh diri sendiri. Orang lain bisa memberikan pendapatnya, memberi masukan, memberi pilihan, tapi tetap yang menentukan akan melangkahkan kaki kemana itu tetap diri kita sendiri. Ia mengajarkan bahwa bahagia bukan dicari, tetapi diciptakan. Bahagia tidak akan bisa kita dapatkan dari orang lain, karena sejatinya kita tak bisa menggantugkan kebahagiaan kita pada orang lain, kecuali pada diri kita sendiri. Ia juga selalu mengajarkan saya pentingnya mengingat Tuhan. Ia bilang, sejatinya tak akan ada yang benar-benar bisa menolong kecuali Dia, dan tidak ada sebaik-baiknya pertolongan selain pertolongan-Nya. Ia adalah salah satu orang yang mendekatkan diri saya pada Tuhan.
Jadi sebenarnya, dia tak benar-benar meninggalkan saya. Dia beserta banyak kenangan yang ia ciptakan beserta banyak pelajaran hidup yang ia berikan sebenarnya tak pernah meninggalkan saya.
Karena kini saya tak bisa lagi bertemu dengan kamu, tak bisa lagi menyentuhmu seperti biasanya, tak bisa lagi berbagi cerita bersama dengan kamu, saya hanya ingin berterima kasih. Dan dengan siapapun kamu nantinya, ku doakan semoga bisa memahamimu dengan lebih baik dari kamu memahami dirimu sendiri.
"tak ada yang seindah matamu, hanya rembulan...
tak ada yang selembut sikapmu, hanya lautan...
tak tergantikan. Walau kita tak lagi saling menyapa"
Saya bertemu dengan dia disaat saya merasa hidup saya sedang tidak baik-baik saja. Dia datang menemani saya di saat-saat keterpurukan saya. Dia hadir siap untuk menghibur saya di segala situasi. Dia siap membentangkan payung di setiap hujan deras yang saya lalui. Dia selalu siap menjadi ruangan sejuk di setiap terik matahari yang saya lalui. Dia menuntun saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menjadi pribadi yang dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Dia selalu ada sampai suatu ketika, disaat saya sudah sembuh, disaat hidup saya kembali baik-baik saja, dia harus pergi, dia harus meninggalkan saya dengan alasan yang sebenarnya kalau perempuan lain ditinggalkan dengan alasan semacam yang dia berikan, perempuan manapun tak akan pernah setuju. Tetapi saya selalu ingat, sebelum ia pergi meninggalkan saya, di keterpurukan saya yang lalu, ia selalu mengajarkan saya untuk selalu menjadi diri sendiri.
Ia selalu mengajarkan saya bahwa masalah harus diselesaikan oleh diri sendiri. Orang lain bisa memberikan pendapatnya, memberi masukan, memberi pilihan, tapi tetap yang menentukan akan melangkahkan kaki kemana itu tetap diri kita sendiri. Ia mengajarkan bahwa bahagia bukan dicari, tetapi diciptakan. Bahagia tidak akan bisa kita dapatkan dari orang lain, karena sejatinya kita tak bisa menggantugkan kebahagiaan kita pada orang lain, kecuali pada diri kita sendiri. Ia juga selalu mengajarkan saya pentingnya mengingat Tuhan. Ia bilang, sejatinya tak akan ada yang benar-benar bisa menolong kecuali Dia, dan tidak ada sebaik-baiknya pertolongan selain pertolongan-Nya. Ia adalah salah satu orang yang mendekatkan diri saya pada Tuhan.
Jadi sebenarnya, dia tak benar-benar meninggalkan saya. Dia beserta banyak kenangan yang ia ciptakan beserta banyak pelajaran hidup yang ia berikan sebenarnya tak pernah meninggalkan saya.
Karena kini saya tak bisa lagi bertemu dengan kamu, tak bisa lagi menyentuhmu seperti biasanya, tak bisa lagi berbagi cerita bersama dengan kamu, saya hanya ingin berterima kasih. Dan dengan siapapun kamu nantinya, ku doakan semoga bisa memahamimu dengan lebih baik dari kamu memahami dirimu sendiri.
"tak ada yang seindah matamu, hanya rembulan...
tak ada yang selembut sikapmu, hanya lautan...
tak tergantikan. Walau kita tak lagi saling menyapa"